dakwatuna.com – Mexico City. Presiden Turki, Recep
Tayyip Erdogan mengecam sikap diam pemerintahan Barack Obama dalam kasus
pembantaian yang terjadi di Chapel Hill, North Carolina, Amerika
Serikat. Tiga orang pelajar Muslim menjadi korban meninggal dalam
peristiwa sadis tersebut.
Hal itu disampaikannya dalam konferensi
pers bersama presiden Mexico, Enrique Peña Nieto, Kamis (12/2/2015)
kemarin. Erdogan mengatakan, “Aku berpesan kepada Obama, di manakah
engkau Pak Presiden? Hal yang sama kupesankan kepada Joe Biden dan John
Kerry, di manakah kalian?”
Erdogan menambahkan, “Kita, sebagai
politisi, harus bertanggung jawab atas kriminalitas yang terjadi di
wilayah kita. Kita harus menyatakan sikap atas peristiwa yang terjadi.
Kalian pun harus demikian, karena dalam pemilu, suara rakyat berkata
‘kami mengamanahkan kepada kalian tanggung jawab menjaga nyawa dan harta
kami.’ Kalau kalia terus diam, maka dunia pun akan mendiamkan kalian.
Ingat, dunia bukan hanya lima negara (anggota tetap dewan keamanan
PBB).”
Erdogan bercerita tentang para korban, “Mereka yang menjadi
korban pembantaian bukanlah teroris. Mereka adalah kaum terpelajar.
Belajar kedokteran gigi dan teknik. Kenapa mereka harus dibunuh dengan
sadis seperti ini? Anehnya, menteri kehakiman juga tidak berkomentar?”
Yang
menjadi korban dalam kejahatan ini adalah Deah Shady Barakat, Yusor
Mohammad Abu-Salha (istri Deah), dan Razan Mohammad Abu-Salha (adik
Yusor). Mereka tercatat masih menjadi mahasiswa. Peristiwa terjadi pada
hari Rabu (11/2/2015) pagi. Craig Hicks, yang menjadi tertuduh sebagai
pelakunya, ditangkap beberapa jam kemudian. (msa/dakwatuna/aljazeera)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar